
"Mau kutunjukan indahnya senja?" Aku tersenyum dan mengangguk, tanda mengiyakan ajakanmu. "Mari" kaupun tersenyum (senyum yang selalu membuat hatiku berbeda) beranjak dari tempat dudukmu, aku mengikuti langkahmu dari belakang. "Waw, Ini benar-benar indah kak. Makasih kak, udah ngenalin keindahan senja ini" aku bertutur dengan tetap menatap tak berkedip keindahan senja itu. "Mau kuperlihatkan ciptaan Allah yg lebih indah dari ini?" "Hu.uh hu.uh kak, apalagi yg lebih indah dari ini kak?" Aku mengiyakan. Iya yang masih mengandung keraguan. Ragu jika ada yang lebih dari peristiwa pulangnya sang penyinar bumi ini. "Mari ikuti aku" kau langkahkan kakimu. Langkah kaki yang kuharapkan akan senantiasa berjejer dengan langkah kakiku.
Aku mengikutinya hingga langkahmu terhenti beberapa meter didepan bangunan berkubah. Dan di sudut atas kubah itu tertuliskan lafaldz Allah.
Dengan romantisnya kau berkata " disini, di tempat ini kau kan temukan ciptaan yg lebih indah dari hanya sekedar senja tadi". Aku hampir saja menangis, terharu. Sebelum tersedu suara Iqomah melantun dengan romantisnya.
Dan setelah kedua salam kuhaturkan kutengadahkan tanganku "Allah, jika dia yang terbaik dekatkan kami dengan cara-Mu yang mengagumkan itu"
Sekian...
0 komentar:
Posting Komentar